Friday, May 10, 2013

Mencari Kerja

Setelah lulus menjadi seorang Sarjana Teknik Telekomunikasi, saya disibukkan dengan mencari pekerjaan ke sana-sini. Saya menjajal berbagai lowongan yang disediakan, kemudian mengikuti alur tes yang harus saya ikuti demi mendapatkan pekerjaan tersebut. Dengan lugu saya menganggap apapun pekerjaannya, saya bisa dan mau melakukannya. Kesadaran bahwa memperoleh pekerjaan tidak semudah membeli sebungkus indomie goreng di warung hadir ketika saya berada di sebuah kafe ternama di kota Bandung.

Kamis pagi di minggu keempat di bulan yang sama dengan hari wisuda, saya beranjak dari Bekasi menuju Bandung untuk memenuhi panggilan psikotes dari PT Telkom Indonesia setelah minggu sebelumnya saya apply melalui jobfair YPT Group di Braga, Bandung. Tidak hanya untuk itu, saya ke Bandung juga untuk menyebar CV alias apply beberapa lowongan di banyak perusahaan esoknya, di jobfair yang diselenggarakan oleh ITB.

Jumlah perusahaan yang hadir di jobfair ini lebih banyak dan beragam dibanding jobfair YPT Group. Ada satu perusahaan, sebut saja M. Saya memasukkan CV saya ke sana. Beberapa menit setelah saya pergi dari stand perusahaan itu, saya ditelpon oleh seorang mbak-mbak, beliau orang yang menerima CV saya tadi. Beliau meminta saya kembali ke stand. Ketika saya datang ke sana, beliau langsung membuat janji untuk interview dengan user besoknya di sebuah kafe. Karena saya pengangguran, tanpa berpikir panjang saya terima janji itu.

Datanglah saya keesokan harinya ke kafe tersebut. Saya grogi karena ini pertama kalinya saya melakukan interview kerja. Saat interview berlangsung, saya tidak mampu menjawab dengan baik, kenapa? Karena sesungguhnya saya melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang saya. Selain itu, saya juga tidak terlalu berminat dengan bidang itu dan tidak memiliki kemampuan yang baik pula di bidang itu. Lalu mengapa saya melamar pekerjaan itu? Saya hanya ikut teman saya saja. As simple as that. Intinya, saya hanyalah seorang fresh graduate yang bersemangat mencari kerja tanpa melihat pekerjaan apa yang saya pilih dan apa yang saya bisa.

Dari situ, saya mulai pilih-pilih pekerjaan apa yang benar-benar saya inginkan dan seberapa jauh kemampuan saya. Saya memang tertarik di bidang network, sejauh ini saya selalu melamar pekerjaan di bidang IT, biasanya networking berada dalam bidang IT, tapi ternyata spesifikasi alias kemampuan yang saya miliki belum cukup untuk menjadi seorang network engineer yang dibutuhkan perusahaan. Akhirnya, saya bertekad, mulai sekarang, saya hanya akan melamar pekerjaan berbau Management Trainee dan semacamnya. Menurut saya program ini sangat baik untuk pemula seperti saya.

Apa itu Management Trainee?

MT adalah program yang dirancang khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin perusahaan di masa depan. Tujuannya untuk mendapatkan manajer yang memahami kondisi bisnis perusahaan tersebut. Biasanya para MT memulai karier dari staf, lalu naik ke posisi supervisor, eksekutif, dan akhirnya manajer. Para MT biasanya tidak melihat potensi besar yang mereka miliki. Tugas trainer di sini menyadarkan mereka untuk melihat potensi terpendam mereka. Peserta MT biasanya akan diputar tempat tugasnya. Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan dievaluasi. Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah masa evaluasi berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti saatnya ia mulai membangun karier di perusahaan tersebut.  Untuk informasi lebih lengkap mengenai MT, dapat dibaca di sini.

No comments: