Thursday, August 17, 2017

Pengalaman mengurus NIK e-KTP dan KK di Kantor Dukcapil Kota Bekasi dan Dukcapil Pusat

Hello Readers...

Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya mengenai pengurusan NIK e-KTP dan KK yang berbeda. Semoga bisa membantu pihak yang memiliki masalah seperti saya. Semoga juga Dukcapil bisa meningkatkan kualitas pelayanannya.

Awalnya, saya tidak terlalu aware dengan masalah ini. Sebenarnya saya sudah tahu bahwa NIK di e-KTP dan di KK saya berbeda sejak KTP saya dicetak, yaitu tahun 2012. Namun karena selama ini tidak ada keperluan mendesak, jadi saya biarkan saja. KK saya dicetak tahun 2012 juga, tetapi lebih awal beberapa bulan dibanding e-KTP. Jadi sepertinya memang belum sinkron pada saat itu atau ada faktor error lain yang tidak saya pahami.

Setelah 5 tahun berjalan, muncul lah keperluan mendesak itu, yaitu saya ingin ikut seleksi CPNS dimana untuk pendaftaran harus menggunakan NIK yang sesuai, baik di KK maupun di e-KTP. Mau tidak mau, saya harus mengurus perbedaan ini. Entah NIK mana yang akan digunakan, intinya salah satu dokumen harus diganti. Saya menebak pasti NIK e-KTP yang akan digunakan, karena lebih baru dan data biometrik saya sudah terekam di database Dukcapil dengan NIK e-KTP tersebut.

Saya pikir ini masalah kecil yang bisa diatasi dalam waktu sehari atau maksimal seminggu. Ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, saya harus tiga kali datang ke kantor Dukcapil daerah dan sekali datang ke Dukcapil pusat di Pasar Minggu, Jakarta.

Pertama, dengan kemudahan teknologi yang ada di jaman sekarang ini, saya cari info secara online, baik dari situs Panselnas (Panitia seleksi nasional) CPNS, saat itu SSCN, atau dari website resmi Dukcapil. Dari kedua situs tersebut saya menemukan info Call Center Dukcapil bernama "Halo Dukcapil". Lengkapnya seperti ini.
Halo Dukcapil Nasional
Hari Pertama Percobaan Laporan (Kamis, 3 Agustus 2017)
Berhubung saat itu di luar jam operasional Call Center yang tidak 24 jam, saya memutuskan untuk mencoba menyampaikan laporan melalui email, berharap segera dibalas esok hari. Ternyata tidak ada respon. Saya coba melapor lagi melalui WhatsApp dan SMS, ternyata sama saja. Kemudian saya coba hubungi 1500537 beberapa kali. Sayangnya operator selalu sibuk dan telepon ini memakan pulsa. Jadi, sia-sia semua usaha saya itu. Saya coba cek twitter mereka, di sana sudah banyak juga yang mengeluhkan masalah yang sama, baik masalah NIK atau masalah Call Center yang tidak ada respon. Mungkin operator dan admin sudah kebanjiran laporan sehingga kesulitan untuk merespon satu per satu. Belum lagi melayani pelapor yang datang langsung ke kantor Dukcapil. Mungkin memang tidak banyak orang yang bertugas.

Tidak mau langsung menyerah, saya coba cari info lagi di internet. Saya menemukan nomor telepon Dukcapil kota Bekasi, kota domisili saya. Saya hubungi langsung dan Alhamdulillaah ada yang angkat. Saya langsung bertanya bagaimana solusi untuk masalah saya tersebut. Bapak di ujung sana menyarankan untuk datang langsung ke kantor Dukcapil kota Bekasi yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 100 Bekasi. Waktu itu saya juga bertanya apakah perlu membawa surat pengantar dari RT dan RW atau tidak. Beliau mengatakan tidak perlu. Cukup membawa dokumen KTP dan KK asli.

Berhubung hari sudah sore, saya memutuskan besok pagi saja datang ke sana.

Hari Kedua Percobaan Laporan (Jumat, 4 Agustus 2017)
Pagi-pagi saya berangkat ke sana. Beruntungnya, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, hanya sekitar 20 sampai 25 menit naik motor tanpa ngebut. Sampai di sana, sesuai info yang saya dapat dari telepon di hari sebelumnya, saya langsung naik ke lantai 2.

Menurut saya, kantor Dukcapil kota Bekasi ini kurang jelas alur pelayanannya. Petunjuk hanya seadanya dan tidak ada petugas khusus yang menyambut masyarakat yang baru datang. Saya sempat bingung setelah naik ke lantai 2 saya harus kemana. Tidak ada petugas yang bisa ditanya. Akhirnya saya mendatangi loket yang sedang ramai hanya untuk bertanya kalau saya mau mengurus masalah NIK harus kemana. Petugasnya cukup ramah menyampaikan bahwa saya harus ke sisi sebelah kanan dari tangga. Tetapi, begitu saya ke sisi kanan tangga, ada beberapa ruangan dan tidak ada petunjuk yang jelas mana ruangan yang saya cari. Sampai akhirnya saya menemukan semacam ruang tunggu yang isinya pelapor-pelapor yang ingin menyampaikan keluhan juga. Dengan bantuan sesama pelapor, saya simpan fotokopi KK di atas meja petugas sebagai tanda antrian dan nanti akan dipanggil.

Begitu saya dipanggil, singkat cerita, bapak petugas mengubah data saya di database. Saya melihat beliau mengotak-atik data saya dari script *.sql, bukan dari aplikasi berbasis User Interface, sehingga saya agak kesulitan mengikuti alur perubahan database-nya bagaimana. Intinya data saya sudah berhasil diubah. Beliau menyarankan untuk mencetak KK baru di CS (Customer Service) lantai 1. Artinya, tebakan saya benar, NIK yang akan digunakan adalah NIK di e-KTP.

Proses di sini tidak lama, tidak sampai 10 menit.

Setelah berterima kasih kepada bapak petugas, saya turun ke bawah, bingung lagi harus kemana. Saya coba menebak-nebak masuk ke ruangan sebelah kiri dari arah masuk gedung yang ada tulisan KTP, KK, Surat Pindah, dan pelayanan lain selain akta kelahiran. Di sana saya lihat ada monitor untuk nomor antrian. Saya tengok kanan kiri, saya berjalan ke depan, tidak ada mesin canggih untuk mengambil nomor antrian. Akhirnya saya datangi salah satu CS hanya untuk bertanya kalau mau cetak KK baru harus kemana. Mbak petugasnya pun ramah memberi tahu untuk ambil antrian dulu di meja luar, di sana ada bapak petugas yang duduk berjejer di teras gedung.

Jadi, ambil nomor antrian masih manual dengan antrian yang tidak teratur. Bayangkan, untuk dapat nomor antrian saja kita harus mengantri karena ada proses semacam verifikasi kelengkapan dokumen yang diperlukan. Karena budaya orang Indonesia yang kurang sabar dalam antrian, jadi tidak ada barisan, yang ada kerumunan seperti puluhan semut mengelilingi sebutir gula.

Nah, bapak petugas antrian ini kurang ramah kalau menurut saya, hehe. Saya diminta surat pengantar RT, RW, dan kelurahan. Padahal saya tidak menyiapkannya sesuai info dari telepon di hari sebelumnya. Baiklah, saya bisa maklum, mungkin karena kebutuhannya berbeda antara masalah NIK dan cetak KK baru. Namun, sebenarnya beliau bisa loh memberikan saran dengan baik-baik. Bukankah melayani masyarakat adalah tugas beliau? Jadi harus memiliki jiwa pelayanan, termasuk sabar dan ramah.

Akhirnya saya pulang untuk mengurus surat pengantar RT, RW, dan kelurahan. Beruntungnya saat itu bapak saya sendiri adalah ketua RT dan sedang ada di rumah. Pak RW pun sedang ada di rumah. Jadi, siang itu juga saya sudah dapat surat pengantar dari kelurahan lengkap dengan form perubahan data KK.

Sebenarnya, setahu saya untuk cetak KK bisa melalui kecamatan, tidak harus ke Dukcapil. Tapi info dari tetangga dan bapak saya kalau melalui kecamatan KK baru keluar minimal dua minggu bahkan bisa sampai tiga bulan. Awalnya saya tidak percaya. Ini kan hanya cetak KK dan ditandatangan Kepala Dinas Dukcapil setempat, kok bisa sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Setelah saya pikir-pikir, daripada nanti benar lama selesainya, akhirnya saya urus melalui Dukcapil saja.

Berhubung hari itu hari Jumat dimana biasanya waktu istirahat PNS lebih panjang dari hari lain, saya memutuskan hari Senin saja saya lanjutkan urusannya.

Sementara menunggu untuk cetak KK, saya coba pendaftaran lagi di situs SSCN tetapi masih belum bisa. Mungkin data baru akan terbarui ketika KK sudah dicetak.

Hari Ketiga Percobaan Laporan (Senin, 7 Agustus 2017)
Berhubung saya ada janji bertemu dengan seorang teman lama di sore hari, saya memutuskan untuk mengurus cetak KK siang hari saja supaya tidak bolak-balik ke rumah. Saya sudah standby di depan meja antrian dari pukul 12.40, menunggu petugas yang masih istirahat. Jam 1 lewat, antrian baru dibuka. Seperti hari sebelumnya, "semut-semut" mulai berdesak-desakan. Saat tiba giliran saya, saya dibentak karena tidak melampirkan KK asli di bundelan dokumen. Kemudian saya berikan KK asli yang sejak awal sebenarnya sudah saya siapkan di tangan. Kemudian saya dibentak lagi karena masih ada data yang kosong di form perubahan KK seperti nama ayah dan ibu dari bapak saya. Mohon maklum pak, saya kan tidak tahu. Saya hanya terima surat dari kelurahan dan tidak berani mencoret-coret, takut salah. Sabar ya, pak, supaya gak darah tinggi, hehe.

Saya mengalah, mundur dari antrian, cari pinjaman pulpen untuk melengkapi semua data termasuk mengganti status pekerjaan dan pendidikan saya dan adik saya sekaligus.

Begitu saya kembali, bapak petugas bentak saya lagi menanyakan KTP. Saya kasih KTP asli saya. Ternyata eh ternyata, beliau minta fotokopinya, padahal sudah ada di bundelan dokumen. Cieee, bapak malu gak tuh udah bentak-bentak ternyata salah? hehehe. Sabar ya, pak.

Akhirnya saya dapat nomor antrian 188. Padahal kalau dari awal form saya sudah lengkap harusnya saya dapat nomor antrian 114. Saya masuk dan menunggu dipanggil. Sembari menunggu, saya mengobrol dengan beberapa orang dan ternyata ada juga yang kasusnya sama seperti saya. Salah satu pelapor juga bercerita kalau mengurus KK di kecamatan minimal tiga minggu baru selesai. Saya juga coba daftar lagi di situs SSCN, masih belum bisa.

Dari ruangan yang penuh orang sampai sepi, akhirnya selesai juga. Dokumen bisa diambil 3 hari setelahnya yaitu tanggal 10 Agustus 2017, tidak seperti di kecamatan yang sampai berminggu-minggu.

Saya sempat bertanya ke ibu petugas yang melayani cetak KK mengenai registrasi SSCN yang masih tidak bisa dan berapa lama biasanya waktu untuk sinkronisasi data di Dukcapil dan SSCN. Sayangnya ibu petugas tidak paham dan menyarankan saya bertanya ke petugas yang kemarin mengubah data saya di database, sebut saja Pak A namanya. Akhirnya saya naik ke lantai 2. Sayang seribu sayang, bukan jawaban memuaskan yang saya dapatkan dari Pak A, saya seperti dilempar-lempar. Kira-kira percakapan saya dan beliau seperti ini.

Pak A: "Data yang ada di saya ini sudah update. Kalau ada masalah di sistem panselnas itu bukan urusan saya."
Saya: "Tapi saya sudah coba lapor di situs SSCN, katanya saya harus lapor ke dukcapil. Kalo gitu sekarang saya harus kemana ya pak?"
Pak A: "Pokoknya data yang ada di saya sudah update. Saya udah kasih. sekarang panselnas maunya apa? jangan semuanya dijedotin ke saya."

Saya pikir, sepertinya petugas ini tidak solutif, tidak akan berguna lama-lama berdebat. Akhirnya saya keluar dari gedung. Tak lupa saya ucapkan terima kasih ke Pak A. Bagaimanapun juga, beliau sudah bantu saya ubah data.

Semua itu selesai sekitar pukul 15.15.

Sebagai ikhtiar, saya coba kirim email lagi ke Call Center Dukcapil, tapi sampai sekarang tidak ada respon.

8 Agustus dan 9 Agustus saya coba registrasi masih belum bisa.

Hari Keempat Percobaan Laporan (Kamis, 10 Agustus 2017)
Saya pergi ke Dukcapil untuk ambil KK baru. Prosesnya tidak lama dan sangat mudah. Karena sudah tiga kali saya datang ke sana, saya sudah paham ke loket mana saya harus pergi. Tidak sampai 10 menit saya di sana, KK baru sudah di tangan.

Sampai di rumah, saya coba registrasi lagi, masih juga belum bisa. Saya kirim lagi email ke Call Center. Kemudian saya cek lagi twitter BKN, Call Center Dukcapil dan Portal SSCN 2017. Dari sekian solusi yang ditawarkan, ada satu yang belum saya lakukan, yaitu mendatangi kantor Dukcapil Pusat di Jl. Raya Pasar Minggu Km.19, Jakarta Selatan. Sesungguhnya saya malas sekali untuk pergi ke sana karena kondisi trafik di Jakarta yang tidak bersahabat karena sedang banyak pembangunan infrastruktur.

Hari Kelima Percobaan Laporan (Jumat, 11 Agustus 2017)
Saya coba cari kenalan pegawai Dukcapil Pusat dari teman-teman saya, tidak ada yang punya. Hanya ada pegawai Dukcapil daerah Jakarta, kenalan dari teman saya. Dengan baik hati dia mau membantu saya untuk mengecek status NIK saya. Meskipun tidak bisa mengakses info KK, saya sangat berterima kasih sudah dibantu cek status NIK, setidaknya saya tahu NIK saya tidak bermasalah, datanya tunggal, tidak ganda.

Akhirnya, mau tidak mau, suka tidak suka, saya berniat ke Dukcapil Pusat demi selesainya urusan NIK dan KK ini. Karena cepat atau lambat, sebelum menghadapi masalah yang semakin rumit di masa yang akan datang, saya pasti perlu meluruskan NIK dan KK ini.

Sekali lagi, karena ini hari Jumat, saya tunda ke hari Senin. Saya tidak suka berurusan dengan kantor pemerintahan di hari Jumat, karena waktu kerja yang lebih singkat.

Hari Keenam Percobaan Laporan (Senin, 14 Agustus 2017)
Saya datang ke Dukcapil Pusat dengan membawa KK baru dan KTP asli. Sampai di sana saya diarahkan ke gedung A, ternyata bukan di sana. Lalu saya diarahkan ke gedung E lantai 3.

Pegawai di sini jauh lebih ramah, lebih baik, dan lebih solutif. Saya mengantri sebentar karena masih ada yang sedang dilayani. Begitu saya menceritakan keluhan saya secara singkat, mbak petugas yang baik hati mengatakan bahwa sistemnya sedang offline. Beliau memberikan nomor handphone-nya supaya esoknya saya bisa menanyakan kembali status NIK saya lewat SMS atau WhatsApp tanpa datang ke sana lagi.

Kurang dari 30 menit saya di sana kemudian pulang.

Hari Ketujuh Percobaan Laporan (Selasa, 15 Agustus 2017)
Sesuai instruksi, saya SMS mbak petugas untuk menanyakan status NIK. Beliau membalas kasus saya harus dieskalasi ke yang lebih berwenang. Saya hanya tinggal menunggu saja. Beliau juga menginformasikan prosesnya paling lambat selesai hari Jumat, 18 Agustus 2017.

Hari Kedelapan (Rabu, 16 Agustus 2017)
Iseng-iseng, saya coba daftar di situs SSCN lagi.
Alhamdulillaah, akhirnya sudah bisa daftar. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih ke mbak petugas dan teman-teman saya yang membantu memberi saran dan info.

Jadi, begitulah pengalaman saya selama dua minggu membenahi NIK yang berbeda antara e-KTP dan KK.

Intinya, kalau kasusnya sama seperti saya, lebih baik datang ke Dukcapil setempat terlebih dahulu dengan membawa surat pengantar RT, RW, dan kelurahan dilengkapi form perubahan data KK, KK asli, KTP asli, dan fotokopi KTP.


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Lapor ke bagian call center, untuk Bekasi kota silakan langsung naik ke lantai 2 sisi kanan dari tangga. Di sana, database NIK akan diubah sesuai dengan di e-KTP.
  2. Ambil nomor antrian di teras lantai 1 untuk cetak KK baru. Pastikan form sudah lengkap.
  3. Tunggu antrian CS untuk update data KK.
  4. Ambil KK baru di loket pengambilan dokumen sesuai tanggal tertulis di tanda bukti yang diberikan CS.
Kalau bermasalah di SSCN juga, langsung datang saja ke kantor Dukcapil Pusat (kalau memungkinkan).

Yang saya herankan, apakah petugas Dukcapil daerah tidak bisa mengeskalasi kasus saya seperti petugas Dukcapil Pusat? Sehingga orang yang kasusnya sama tidak perlu ke Dukcapil Pusat. Saya masih beruntung karena berdomisili di Bekasi, masih dekat dengan Jakarta. Bagaimana kalau saya tinggal di Sulawesi? Halo Dukcapil yang ditawarkan pun tidak bisa diharapkan. Atau mungkin juga ada solusi secara keseluruhan sehingga semua data di Dukcapil otomatis tersinkronisasi dengan data di SSCN sesuai kebutuhan, jadi tidak perlu ada penanganan satu per satu.

Semoga membangun dan membantu.

Friday, October 30, 2015

4 Days and 3 Nights Exploring Karimun Jawa Islands

Hello Readers...

Kali ini saya ingin berbagi tentang perjalanan saya dua minggu lalu selama 4 hari 3 malam menuju Karimun Jawa.

Sebelum saya bercerita lebih jauh, mari kita lihat dimanakah letak Karimun Jawa berada.
Karimun Jawa terletak di Laut Jawa, sebelah utara Kabupaten Jepara
Karimun Jawa ini berada di Laut Jawa, kurang lebih 80 km dari Jepara. Karimun Jawa masih termasuk dalam Kabupaten Jepara, bisa diakses dengan kapal dari Pelabuhan Kartini Jepara atau Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Konon katanya, orang yang pertama kali menemukan Karimun Jawa ini adalah Sunan Muria, salah satu dari Walisongo. Mayoritas penduduk di Karimun Jawa ini berprofesi sebagai nelayan. Namun setelah Karimun Jawa populer dengan wisata lautnya, semakin banyak penduduk yang membuka usaha penginapan/homestay, tour guide, dan sejenisnya. Terutama setelah Karimun Jawa ini dapat diakses dengan kapal cepat sekitar tahun 2000-an.
Sekian info singkat mengenai Karimun Jawa. Mari lanjutkan cerita perjalanan saya ke sana.

Sebenarnya total perjalanan saya 4 malam 4 hari dari Jakarta. Di sini saya tidak akan membahas atau memberi rekomendasi menggunakan jasa travel mana, karena menurut saya jasa travel yang saya pilih ini kurang memuaskan dengan harga yang terbilang tidak murah.

Berhubung hari Rabu, 14 Oktober 2015, merupakan hari libur nasional untuk memperingati tahun baru islam, saya pun memutuskan untuk mengambil cuti selama 2 hari yaitu 15 dan 16 Oktober, demi mendapatkan kepuasan traveling. Setelah melalui pemikiran yang panjang bahwa 3 hari 2 malam akan terlalu singkat sementara 5 hari 4 malam akan terlalu lama, maka akhirnya saya putuskan memilih trip selama 4 hari 3 malam.

Sejak bulan Agustus saya sudah mencari-cari travel yang menyediakan jasa perjalanan selama 4 hari 3 malam dengan tanggal yang sesuai dengan keinginan saya. Instagram, Google, dan info dari teman mengenai Karimun Jawa saya kumpulkan sampai akhirnya saya menemukan travel yang cocok dengan kondisi keuangan saya dan teman-teman saya. Tanggal 9 September saya urus registrasinya dan bayar DP sebanyak 50% dari total biaya perjalanan. Untuk biaya tripnya sendiri selama 4 hari 3 malam ini adalah Rp1.560.000,00 per orang sudah termasuk biaya mobil travel Semarang-Jepara PP dan upgrade penginapan menjadi Omah Alchy Cottages, belum termasuk ongkos perjalanan Jakarta-Semarang PP. Setelah saya book travel tersebut, saya book tiket kereta Jakarta-Semarang PP, total biaya kereta adalah Rp225.000,00 per orang.

Kemudian dimulailah perjalanan menuju Karimun Jawa...

13 Oktober 2015
Jadwal kereta berangkat pukul 19.45 dari Stasiun Pasar Senen, saya keluar dari kantor di daerah Pancoran pukul 17.00. Dengan diantarkan oleh bapak driver kantor yang baik hati, saya sampai di stasiun pukul 18.00. Masih ada banyak waktu untuk bersantai, sesuai dengan rencana saya agar tidak terlalu terburu-buru mengejar kereta.

Kereta pun berangkat tepat pukul 19.45. Kereta ekonomi AC ini cukup nyaman dan bersih, meskipun space terlalu sempit. Maklum saja, namanya juga kereta ekonomi. Berbagai posisi duduk saya coba agar bisa tidur dengan nyaman selama perjalanan, tapi tidak ada posisi yang pas bagi saya yang besar ini. Hiks... :(

14 Oktober 2015
Kereta sampai di tujuan Stasiun Semarang Tawang beberapa menit lebih cepat dari jadwalnya. Kurang lebih pukul 02.00 pagi kereta sampai. Dari stasiun ini saya dijemput oleh mobil yang sudah disediakan oleh pihak travel. Agak susah saya mencari mobil jemputan ini, karena si bapak yang bertugas menjemput saya ini saat saya telpon hanya bilang, "saya pake Avanza silver ada di depan kolam di samping taxi", sementara di sana lumayan banyak taxi dan Avanza silver. Entah mengapa beliau tidak mau masuk area parkir stasiun, mungkin karena tidak mau bayar parkir, padahal bawaan saya dan teman-teman ini cukup banyak. Kalau saja beliau bilang bahwasanya beliau keberatan kalau harus bayar biaya parkir, saya yang akan membayar biaya parkirnya *gaya banget sok banyak duit, padahal sekarang duit di dompet tinggal beberapa lembar dua ribuan* *sad background music*

Mobil berangkat sekitar pukul 02.30 langsung menuju Pelabuhan Kartini Jepara. Berhubung masih dini hari, jalanan sangat sepi. Bapak driver pun melaju dengan sangat kencang. Cukup 1,5 jam saja perjalanan dari Stasiun ke Pelabuhan. Pukul 04.00 saya sudah tiba di Pelabuhan.

Sambil menunggu kapal ferry KMP Siginjai ini berangkat pukul 07.00, saya mencoba sarapan soto ayam di sana. Entah lapar atau memang doyan, rasanya enaaaak sekali sotonya. Lebih nikmat lagi karena ditemani oleh sunrise dan pemandangan yang sungguh apik. Ini masih di Jepara, belum sampai Karimun Jawa.
Sunrise di Pelabuhan Kartini Jepara
Perjalanan laut menuju Karimun Jawa ini sangat lama, 5 jam di atas laut. Meskipun ombak tidak terlalu tinggi, tapi cukup terasa terombang-ambing, dan 5 jam ini adalah waktu terlama yang saya lewati dalam hidup ini *cieee*. Dari posisi duduk, tidur, berdiri, tidur sambil duduk, tidur sambil berdiri, berjalan-jalan sambil tidur, berfoto-foto, tetap membosankan. Saran saya, kalau harus naik kapal ferry selama 5 jam, bawalah hiburan sendiri seperti film atau sesuatu yang bisa dimainkan bersama teman-teman. Tapi jangan bawa bola bekel, bola voli, atau bola kaki, nanti kecebur di laut, susah ambilnya ya.

Pukul 12 kurang akhirnya kapal berlabuh. Saya langsung diantarkan oleh bapak yang lain menuju penginapan saya, Omah Alchy Cottages. Saya dan teman-teman menyewa cottage paling besar untuk 3 malam. Pemandangannya luar biasa. Air laut di sana sangat jernih, tidak seperti air laut di utara Jakarta yang lebih mirip dengan kopi susu atau bajigur. Petugasnya pun sangat ramah meskipun pelayanannya kurang cepat. Kamar mandinya luas, dan tersinari matahari secara langsung. Menurut saya ini bagus, jadi kamar mandi tidak lembab atau pengap. Hanya mengerikan saja kalau ada binatang yang masuk, terutama di malam hari. Di sini kita bisa dapat free WiFi, dermaga kecil yang menarik untuk berfoto, kano, ayunan (sepertinya hanya ada di cottage paling besar), dan pemandangan laut yang memuaskan mata. Kekurangan dari penginapan ini adalah kebersihan yang kurang terjaga dan rasa sarapan yang kurang greget (kurang pedas dan kurang asin, hahaha).
Omah Alchy - Cemara Cottage
Pemandangan dari Cottage
Dermaga Kecil Omah Alchy
Listrik di Karimun Jawa ini cukup sering mati. Listrik di penginapan Omah Alchy bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada di daerah Kemojan. Listrik hanya tersedia dari pukul 17.00 sampai 06.00. Bagi saya, hal ini tidak masalah, karena toh pada siang hari saya akan menikmati keindahan alam di luar sana, tidak berdiam diri di cottage untuk menghabiskan daya baterai handphone seperti yang saya lakukan di Jakarta.

Sambil bergantian membersihkan diri, saya dan teman-teman menikmati makan siang yang sudah disediakan oleh pihak travel. Kami makan di pendopo/gazebo penginapan, tidak di dalam cottage kami, supaya lebih segar dan lebih terasa sensasi lautnya. Rasanya nikmat sekali makanannya. Ada nasi, ikan, tempe/tahu/telur, sayur, kerupuk. Meskipun sebenarnya makanan yang disajikan sama saja dengan makanan sehari-hari saya di rumah, tapi terpaan angin dan pemandangan laut menciptakan kepuasan batin tersendiri saat makan siang bersama teman-teman ini.

Setelah makan, foto-foto, dan bersantai menikmati es kelapa, karena di itinerary tertulis acara bebas, saya berniat pergi ke Tracking Hutan Mangrove yang berada di Pulau Kemujan, sebelah utara pulau utama Karimun Jawa. Meskipun berbeda pulau, perjalanan masih bisa dilakukan melalui jalan darat karena sudah ada jalan terusannya. Kurang lebih 30 menit perjalanan darat dengan jalur naik-turun bukit. Pihak travel tidak memasukkan wisata Mangrove ini ke dalam itinerary, tetapi mereka membantu untuk menyewakan motor. Harga sewa motornya cukup mahal, Rp75.000,00 per motor. Kecewanya saya, dengan harga itu bensin tidak terisi sebelum disewakan sehingga 2 dari 3 motor yang saya sewa sempat mogok saat akan kembali ke penginapan. Untungnya, mas penjaga hutan mangrove sangat ramah dan mau memberi info dimana saya bisa beli bensin eceran. Harga bensin eceran di sana Rp11.000,00 per liter.

Tracking Hutan Mangrove ini buka dari pukul 08.00 sampai 17.00 setiap harinya. Menurut info dari beberapa blog, luas hutan mangrove ini sekitar 10,5 km persegi. Saran saya, bawalah obat nyamuk supaya tidak digigit nyamuk-nyamuk nakal saat berwisata di sana.

Beruntungnya saya mengunjungi hutan mangrove ini saat matahari sudah mulai turun. Mengapa? Karena pemandangan paling bagus di sini adalah ketika kita dan matahari yang mulai tenggelam berada dalam satu frame *azeeeek*.
Menjelang Sunset di Tracking Mangrove Karimun Jawa
Pulang dari hutan mangrove, hari sudah gelap, makanan sudah disediakan, saya tinggal makan. Malam harinya kami tidak pergi kemana-mana atau berbuat apa-apa, hanya bersantai, bersenda gurau, dan mempersiapkan diri untuk menikmati indahnya laut esok hari.

15 Oktober 2015
Hari ini adalah hari yang saya tunggu-tunggu, hari dimana saya akan menghabiskan waktu seharian di laut. Pukul 04.00 pagi saya sudah bangun. Hari masih gelap dan akhirnya saya tertidur lagi. Kemudian saya bangun lagi pukul 05.00, dan apa yang terjadi? Tiba-tiba hari sudah terang. Sayang sekali saya melewatkan sunrise pagi ini.

Tanpa aba-aba, saya bersiap-siap memakai baju renang. Sambil menunggu sarapan yang disediakan oleh pihak penginapan, saya bermain kano. Saya hanya berani bermain kano di laut dangkal, tidak berani terlalu jauh dari daratan. Sementara ada 2 orang bule wanita yang menyeberangi lautan ke pulau lain dengan kano ini, salut!

Sekitar pukul 08.00 kami dijemput oleh mobil menuju pelabuhan kecil. Sambil menunggu peserta dari grup lain, saya berfoto dulu di pelabuhan ini. Pelabuhannya sangat sepi, sangat asyik, bersih, dan bagus untuk berfoto.

Setelah semua berkumpul, dimulailah perjalanan menuju lautan jernih yang luaaas sekali. Tujuan pertama adalah snorkeling, kemudian makan siang di pinggir Pantai Batu Topeng, snorkeling lagi, dan terakhir adalah berwisata ke tempat penangkaran hiu yang ada di Pulau Menjangan Besar.
Tak perlu saya bicara panjang lebar di sini, biarkan gambar-gambar ini yang berbicara.
Salah Satu Tanjung yang Ada di Pulau Utama Karimun Jawa
Pantai Batu Topeng dan Perenang Kelas Dugong
Pantai Batu Topeng dan Entah Siapa
Pantai Batu Topeng dan Perahu Wisata
Pantai Batu Topeng dari Lokasi Makan Siang
Salah Satu Penghuni di Penangkaran Hiu Karimun Jawa

Tante dan Banyak Teman Hiunya
Pukul 16.00 kami sudah kembali ke daratan. Sambil menunggu giliran mandi, saya bersantai dan bermain kano lagi. Kali ini ditemani dengan cahaya sunset. Juara betul momen ini!
Santai Sore di Ayunan
Sunset View dari Omah Alchy
Makan malam disediakan pihak travel seperti biasa. Usai makan, kemudian saya memutuskan untuk pergi ke Alun-Alun untuk berbelanja oleh-oleh. Harga baju di sana terbilang murah bagi saya. Rp30.000,00 untuk setiap daster dan Rp35.000,00 untuk setiap kaos lengan pendek. Sudah puas memborong, saya kembali ke penginapan, bersantai, kemudian tidur agar besok paginya bisa melihat sunrise.

Itulah secuil kebahagiaan saya ketika mengunjungi Karimun Jawa.
Kalau mau benar-benar merasakan dan menikmati keindahannya, jangan ragu datang berlibur ke sana. Sebelum memilih tanggal dan mengambil cuti, pastikan dulu cuaca/tinggi gelombang Laut Jawa mendukung untuk menyebrang. Caranya, cek di BMKG
Sampai Jumpa!
Selamat berlibur!

Monday, May 27, 2013

Menggunakan Cross-reference pada Microsoft Word 2010

Tujuan pembahasan penggunaan cross-reference kali ini hanya untuk memperindah dan menyempurnakan buku yang telah kita buat dengan susah payah. Ketika kita menulis, kadang kita ingin merujuk ke tabel, gambar, bab, subbab, atau halaman tertentu. Bahkan sebaiknya tabel dan gambar yang kita tempel, tidak sekedar untuk menambah tebal buku, tetapi harus dirujuk pada kalimat penjelasan. Misalnya ada kalimat “... dapat kita lihat pada tabel di bawah ini”. Jangan hanya menulis “tabel di bawah ini”, tetapi rujuklah, “... dapat kita lihat pada Tabel 5 di bawah ini”. Selain itu, jangan tulis secara manual. Mari maksimalkan fitur yang telah disediakan Microsoft Word, yaitu cross-reference!
Sebelum menggunakan fitur ini, pastikan kita sudah menggunakan heading untuk judul bab, subbab, dan subsubbab, serta menggunakan caption pada gambar dan tabel. Berikut ini langkah menggunakan Cross-reference.

  1. Letakkan kursor di tempat yang ingin kita sisipi rujukan.
  2. Klik Cross-reference pada menu Insert (kotak biru) atau References (kotak merah) seperti Gambar 1, maka akan muncul window Cross-reference seperti Gambar 2.
  3. Pada Reference type, kita bisa memilih beberapa label dengan Insert reference to yang berbeda sesuai kebutuhan.
    Misalnya, kita ingin merujuk ke “Bab I”, maka pilih Reference type Heading dengan Insert reference to Heading number. Jika kita ingin merujuk ke “Gambar 1”, maka pilih Reference type Gambar dengan Insert reference to Only label and number. Jika kita ingin merujuk ke halaman sebuah footnote, pilih Reference type Footnote dengan Insert reference to Page number. Kita juga bisa merujuk pada sebuah kata atau kalimat dengan memilih Bookmark. Syaratnya, kata atau kalimat tersebut sudah di-bookmark terlebih dahulu. Nanti saya berikan caranya.
  4. Setelah memilih Reference type dan Insert reference, pilih bab, subbab, gambar, atau tabel mana yang ingin dirujuk kemudian klik Insert dan tutup window Cross-reference. Rujukan akan muncul seperti Gambar 3.

Gambar 1. Cross-reference pada menu References
Gambar 2. Cross-reference window
Gambar 3. Hasil Cross-reference
Bagaimana cara mem-bookmark suatu kata atau kalimat? Misalnya pada Gambar 4, saya ingin mem-bookmark singkatan ACR dan memasukkan nomor halamannya di daftar singkatan seperti Gambar 6.
Gambar 4. ACR ingin di-bookmark

  1. Blok kata atau kalimat yang ingin di-bookmark.
  2. Pada menu Insert, klik Bookmark, maka akan muncul window Bookmark seperti pada Gambar 5.
  3. Beri nama sesuai keinginan, sebisa mungkin berkaitan dengan kata yang di-bookmark agar nanti tidak lupa dan tertukar dengan kata lain.
  4. Klik Add. Kata dan lokasi ACR sudah ditambahkan ke dalam bookmark.

Gambar 5. Bookmark window
Jika ingin menggunakannya dalam daftar singkatan seperti Gambar 6, gunakan  Cross-reference dengan memilih Reference type Bookmark dan Insert reference to Page Number.
Gambar 6. Cross-reference untuk bookmark
Setelah selesai semua, tekan ctrl+a kemudian F9 agar link-link tersebut up-to-date, termasuk daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, citation, dan daftar pustaka. Mudah bukan?
Selamat mencoba!
Ada pertanyaan? Silakan komen.

Sunday, May 26, 2013

Membuat Citation dan Daftar Pustaka pada Microsoft Word 2010

Sebuah buku Tugas Akhir tanpa referensi mungkin terlihat kurang dapat dipercaya. Semakin banyak referensi yang digunakan, semakin mendekati valid buku kita, jika referensi tersebut benar-benar kita gunakan, tidak asal tulis saja. Akan tetapi, terkadang kita malas menyisipkan tanda citation atau kutipan dan men-synchronize manually whenever we make a change.
Tenang, bersama kesulitan ada kemudahan. Ini solusi yang ditawarkan oleh Microsoft Word. Ikuti langkah-langkah berikut ini.

  1. Setelah kita mengutip kalimat atau paragraf dari referensi tertentu, klik Insert Citation pada menu References (kotak biru di Gambar 1).
  2. Untuk pertama kali penggunaan, klik Add New Source, maka akan muncul window Create Source seperti pada Gambar 2.
  3. Pilih jenis referensi yang kita gunakan tersebut pada Type of Source, misalnya buku, artikel jurnal, atau website.
  4. Isi detail referensi yang diminta. Untuk nama penulis yang lebih dari satu orang dan penulisan nama depan dan nama belakang dapat dilihat pada gambar 2. Tanda koma memisahkan nama belakang dan nama depan (belakang, depan). Tanda titik koma memisahkan dua nama orang.
  5. Setelah selesai, klik OK. Citation akan muncul di tempat kursor kita berada seperti pada gambar 3. Perlu dicatat bahwa format penulisan citation ini bervariasi tergantung dari style bibliografi yang kita gunakan. Pada contoh ini saya menggunakan style APA Sixth Edition. Untuk penggunaan style IEEE nanti akan saya berikan caranya.

Gambar 1. Insert Citation
Gambar 2. Create Source Window
Gambar 3. Citation yang muncul
Sekarang, jika kita klik lagi Insert Citation seperti langkah 1, referensi yang baru saja kita masukkan akan muncul seperti pada Gambar 4. Jika suatu saat kita ingin menggunakan referensi ini, kita tidak perlu mengetik ulang detailnya, hanya perlu diklik saja. Untuk memasukkan referensi lain, Add New Source lagi.
Gambar 4. Source yang muncul
Semua citation sudah diberikan. Dokumen sudah selesai dibuat. Kita tinggal men-generate daftar pustaka atau bibliografi. Caranya adalah sebagai berikut.

  1. Masih di menu References, klik Bibliography seperti pada Gambar 5.
  2. Pilihlah jenis yang mana saja. Pilihan tersebut hanya membedakan judulnya, Bibliography, Bibliografi, Works Cited, atau Hasil Kutipan. Jika ingin judulnya Daftar Pustaka, ganti saja secara manual. Daftar Pustaka pun akan muncul seperti pada Gambar 6.

Gambar 5. Generate Bibliography
Gambar 6. Daftar Pustaka yang muncul
Misalkan suatu saat kita harus melakukan revisi dan menambahkan referensi. Kita tinggal Update Citation and Bibliography yang ada pada Gambar 6 atau menekan tombol F9 pada keyboard.
Nah, kemudian ada kasus ketika kita ingin membuang sebuah referensi, misalnya kutipan tidak jadi kita pakai, tetapi referensi masih muncul di daftar pustaka. Bagaimana menghilangkannya?

  1. Masih di menu References, klik Manage Sources, maka akan muncul window Source Manager seperti Gambar 7. Di kolom sebelah kanan, current list, menunjukkan referensi apa saja yang ingin kita masukkan dalam daftar pustaka. Tanda centang menunjukkan  bahwa referensi tersebut sudah kita kutip dalam dokumen. Jika tidak ada tanda centang, artinya kita tidak pernah mengutip dari sumber tersebut. Bisa saja kita masukkan, tetapi saran saya, kita tidak perlu memasukkan sumber yang tidak kita pakai dalam dokumen.
  2. Pilih referensi yang ingin kita buang, kemudian klik delete. Kita tidak perlu delete referensi dari Master list di sebelah kiri karena mungkin saja suatu saat kita memerlukannya untuk dokumen lain. Jika memang tidak akan berguna sama sekali, di-delete juga boleh.
  3. Sekarang, update lagi daftar pustakanya. Referensi yang tidak dipakai akan hilang.

Gambar 7. Source Manager Window
Sesuai janji saya tadi, saya akan menjelaskan cara mengganti stylenya menjadi IEEE.

  1. Masih di menu References, pada pilihan style carilah IEEE. Jika sudah ada, maka tinggal diklik saja. Jika belum ada, lanjut ke langkah berikutnya.
  2. Download file IEEE_Reference.XSL dari sini, kemudian simpan file tersebut di folder
    C:\Program Files\Microsoft Office\Office14\Bibliography\Style. Jika tidak ada folder Office14 coba cari Office12 atau yang sejenisnya.
  3. Restart Microsoft Word. Jangan lupa save dokumen terlebih dahulu.
  4. Lakukan langkah pertama.

Dengan style IEEE ini, citation berupa angka dalam kurung siku yang menunjukkan urutan penggunaan referensi dalam dokumen dan daftar pustaka akan sesuai dengan nomor urut citation tersebut. Sementara dengan style APA Sixth Edition, citation berupa nama pemilik beserta tahun referensi dan daftar pustaka diurutkan berdasarkan alfabet nama belakang pemilik referensi.
Selesai. Mudah bukan?
Selamat mencoba!
Ada pertanyaan? Silakan komen.

Saturday, May 25, 2013

Membedakan Penomoran Halaman dalam Satu Dokumen Microsoft Word 2010

Dalam pembuatan buku, biasanya beberapa halaman awal tidak diberi nomor halaman. Kemudian di beberapa halaman selanjutnya diberi nomor dengan format angka romawi sementara di halaman lain diberi nomor dengan format angka arab. Sekali lagi, Microsoft Word memberikan kemudahan untuk kita membuat variasi penomoran yang bervariasi tanpa harus memisahkan dokumennya.
Dalam pembuatan buku Tugas Akhir contohnya, kita bisa saja membaginya ke dalam tiga buah dokumen atau lebih. Pertama, dokumen untuk bagian cover dan lembar pengesahan yang tidak membutuhkan penomoran halaman. Kedua, dokumen untuk bagian daftar isi, abstraksi, ucapan terima kasih, dan teman-temannya yang harus menggunakan romawi kecil. Ketiga, dokumen untuk bagian isi yang harus menggunakan penomoran arab. Namun, nantinya kita tidak bisa membuat daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar secara otomatis. Jadi, satu-satunya solusi yang diberikan adalah dengan metode yang akan saya jelaskan berikut ini.

Pertama, kita harus memisahkan section antara bagian pertama (cover dan lembar pengesahan misalnya) dan kedua (surat pernyataan misalnya). Pada Gambar 1, section kedua bagian masih sama, yaitu section 1.
Gambar 1. Section masih sama
 Cara memisahkan section yaitu:

  1. Letakkan kursor di awal kata pertama bagian kedua seperti pada Gambar 2.
  2. Pada menu Page Layout seperti pada kotak merah, klik Breaks dan Next Page. Maka kedua bagian tersebut akan berbeda section seperti Gambar 3. Pada langkah ini, jika muncul halaman kosong baru artinya section memang sudah terpisah sebelumnya. Jadi, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa section memang masih sama.
Gambar 2. Insert Breaks Next Page
Gambar 3. Section sudah terpisah
Setelah kedua section terpisah, letakkan kursor pada bagian footer section kedua seperti Gambar 4. Kemudian pada menu Design (kotak biru) klik Link to Previous (kotak kuning) agar tidak terhubung dengan section sebelumnya (ditandai dengan hilangnya tulisan Same as Previous yang dilingkari merah).

Gambar 4. Menu Design untuk un-Link to Previous
Sekarang, barulah kita bisa memberikan nomor halaman sesuai kehendak kita pada section 2 ini tanpa memberikan nomor halaman pada section 1. Langkahnya adalah sebagai berikut.
  1. Masih di menu Design pada section 2, atau terdapat pula di menu Insert (kotak biru Gambar 5), klik Page Number dan pilih letak halaman yang diinginkan, misalnya Bottom of Page jika ingin di bawah dan pilih Plain Number 2 jika ingin di tengah. Jika format penomoran sudah sesuai, misalnya pada Gambar 5 formatnya adalah angka romawi kecil, maka langkah sudah selesai sampai di sini.
  2. Namun, jika format yang diinginkan tidak sesuai, klik Format Page Numbers (kotak merah) kemudian akan muncul window Page Number Format seperti Gambar 6. Pilihlah format yang sesuai dan pilih start at: 1 di bagian bawah untuk memulai penomoran dari nomor 1. Setelah mengeklik OK, nomor halaman muncul sesuai harapan kita.
Gambar 5. Insert Page Number
Gambar 6. Page Number Format Window
Untuk membuat section 3 dan penomoran halaman yang berbeda ulangi saja langkah di atas. Mudah bukan?
Selamat mencoba!
Ada pertanyaan? Silakan komen.

Friday, May 10, 2013

Mencari Kerja

Setelah lulus menjadi seorang Sarjana Teknik Telekomunikasi, saya disibukkan dengan mencari pekerjaan ke sana-sini. Saya menjajal berbagai lowongan yang disediakan, kemudian mengikuti alur tes yang harus saya ikuti demi mendapatkan pekerjaan tersebut. Dengan lugu saya menganggap apapun pekerjaannya, saya bisa dan mau melakukannya. Kesadaran bahwa memperoleh pekerjaan tidak semudah membeli sebungkus indomie goreng di warung hadir ketika saya berada di sebuah kafe ternama di kota Bandung.

Kamis pagi di minggu keempat di bulan yang sama dengan hari wisuda, saya beranjak dari Bekasi menuju Bandung untuk memenuhi panggilan psikotes dari PT Telkom Indonesia setelah minggu sebelumnya saya apply melalui jobfair YPT Group di Braga, Bandung. Tidak hanya untuk itu, saya ke Bandung juga untuk menyebar CV alias apply beberapa lowongan di banyak perusahaan esoknya, di jobfair yang diselenggarakan oleh ITB.

Jumlah perusahaan yang hadir di jobfair ini lebih banyak dan beragam dibanding jobfair YPT Group. Ada satu perusahaan, sebut saja M. Saya memasukkan CV saya ke sana. Beberapa menit setelah saya pergi dari stand perusahaan itu, saya ditelpon oleh seorang mbak-mbak, beliau orang yang menerima CV saya tadi. Beliau meminta saya kembali ke stand. Ketika saya datang ke sana, beliau langsung membuat janji untuk interview dengan user besoknya di sebuah kafe. Karena saya pengangguran, tanpa berpikir panjang saya terima janji itu.

Datanglah saya keesokan harinya ke kafe tersebut. Saya grogi karena ini pertama kalinya saya melakukan interview kerja. Saat interview berlangsung, saya tidak mampu menjawab dengan baik, kenapa? Karena sesungguhnya saya melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang saya. Selain itu, saya juga tidak terlalu berminat dengan bidang itu dan tidak memiliki kemampuan yang baik pula di bidang itu. Lalu mengapa saya melamar pekerjaan itu? Saya hanya ikut teman saya saja. As simple as that. Intinya, saya hanyalah seorang fresh graduate yang bersemangat mencari kerja tanpa melihat pekerjaan apa yang saya pilih dan apa yang saya bisa.

Dari situ, saya mulai pilih-pilih pekerjaan apa yang benar-benar saya inginkan dan seberapa jauh kemampuan saya. Saya memang tertarik di bidang network, sejauh ini saya selalu melamar pekerjaan di bidang IT, biasanya networking berada dalam bidang IT, tapi ternyata spesifikasi alias kemampuan yang saya miliki belum cukup untuk menjadi seorang network engineer yang dibutuhkan perusahaan. Akhirnya, saya bertekad, mulai sekarang, saya hanya akan melamar pekerjaan berbau Management Trainee dan semacamnya. Menurut saya program ini sangat baik untuk pemula seperti saya.

Apa itu Management Trainee?

MT adalah program yang dirancang khusus untuk menyiapkan kader-kader pemimpin perusahaan di masa depan. Tujuannya untuk mendapatkan manajer yang memahami kondisi bisnis perusahaan tersebut. Biasanya para MT memulai karier dari staf, lalu naik ke posisi supervisor, eksekutif, dan akhirnya manajer. Para MT biasanya tidak melihat potensi besar yang mereka miliki. Tugas trainer di sini menyadarkan mereka untuk melihat potensi terpendam mereka. Peserta MT biasanya akan diputar tempat tugasnya. Setiap selesai tugas pada satu bagian tertentu, mereka akan dievaluasi. Demikian seterusnya hingga selesai masa evaluasi. Setelah masa evaluasi berakhir, MT tidak akan lagi di-rolling. Itu berarti saatnya ia mulai membangun karier di perusahaan tersebut.  Untuk informasi lebih lengkap mengenai MT, dapat dibaca di sini.

Wednesday, February 20, 2013

Penggunaan Caption Gambar dan Tabel pada Microsoft Word 2010

Ketika membaca buku kuliah atau makalah/paper, kita pasti sering melihat tulisan Figure 1 di bawah gambar atau Table 1 di atas tabel. Jika kita menuliskannya secara manual, tentu saja akan kerepotan. Apalagi ketika suatu saat ada gambar yang ingin kita sisipkan. Kita harus mengulangi penomoran gambar atau tabel secara manual. Jika jumlah gambar dan tabel hanya lima, mungkin kita tidak perlu berpikir dua kali untuk melakukannya. Coba bayangkan jika ada puluhan atau bahkan ratusan gambar dan tabel. Nah! Supaya hidup kita lebih efisien, gunakan caption yang disediakan oleh Microsoft Word.
Bagaimana caranya? Yuk, kita coba telusuri langkah demi langkah!
  1. Klik kanan pada gambar yang ingin diberi caption.
  2. Klik Insert Caption seperti pada Gambar 1.
  3. Pilih Label yang ingin digunakan, misalnya Figure seperti Gambar 2.
Gambar 1. Insert Caption
Gambar 2. Caption Window
Kita dapat menuliskan nama gambar setelah Figure 1 pada textbox Caption seperti Gambar 2 di atas. Kita juga bisa menentukan posisi caption, di atas atau di bawah objek.
Jika Label yang kita inginkan belum ada di daftar Label, kita bisa membuat sendiri dengan klik tombol New Label dan masukan Label yang kita inginkan, misalnya Bagan, Gambar, atau Tabel.
Jika kita menekan tombol Numbering pada Gambar 2, maka akan muncul window seperti Gambar 3.
Gambar 3. Caption Numbering
Kita bisa mengatur format penomoran caption. Pilihannya ada angka arab, alfabet kapital, alfabet kecil, dan angka romawi. Kita juga bisa menuliskan nomor bab atau subbab di caption dengan mencentang Include chapter number. Jika ingin menuliskan nomor bab pada caption, pilih Heading 1. Jika ingin menuliskan nomor subbab pada captio, pilih Heading 2. Penggunaan heading ini dapat dipelajari di sini. Kita juga bisa memilih separator yang digunakan, di antaranya hyphen (-), period (.), colon (:), em-dash (--) . Gambar 4 berikut ini contoh hasil pemberian caption.
Gambar 4. Contoh Caption
Jika suatu saat kita ingin menyisipkan gambar di tengah atau di awal, penomoran sudah otomatis di-update. Pemberian caption secara otomatis pun dapat dilakukan dengan menekan tombol AutoCaption pada Gambar 2. Jadi, jika kita memasukkan file tertentu ke dalam dokumen, caption langsung muncul. Pada Gambar 5 di bawah ini, jika kita memasukkan tabel, maka caption Tabel otomatis muncul di atas objek dengan penomoran sesuai setting pada Numbering.
Gambar 5. AutoCaption Window
Langkah untuk pemberian caption pada tabel sama saja seperti pada gambar.
Sekarang, apa lagi manfaat yang kita dapatkan dari pemberian caption di setiap gambar dan tabel ini?
Ketika kita sedang membuat buku atau laporan, kita butuh menuliskan daftar gambar dan daftar tabel. Sama seperti men-generate daftar isi secara otomatis, kita bisa men-generate daftar tabel dan daftar gambar secara otomatis. Caranya adalah sebagai berikut.
  1. Letakkan kursor pada halaman daftar gambar.
  2. Pada menu References (kotak merah Gambar 6), klik Insert Table of Figures (kotak hijau). Kemudian akan muncul window Table of Figures (Gambar 7)
  3. Pada Caption Label, pilih label yang ingin dibuat daftarnya, misalnya Gambar atau Tabel. Kita juga dapat memilih Formatnya sesuka hati.
  4. Klik OK. Hasilnya muncul seperti gambar 8.
Gambar 6.  Membuat daftar gambar
Gambar 7. Table of Figures window
Gambar 8. Daftar Gambar
Jika suatu saat halaman berubah, ada gambar yang ditambah atau dihilangkan, kita bisa meng-update daftar gambar hanya dengan menekan tombol F9 pada keyboard. Mudah bukan?
Selamat mencoba!
Ada pertanyaan? Silakan komen.